hidup tidak sekedarnya
ini benar!
setelah sekian lama...
hidup mulai terlihat terbalik...saat aku melakukan hal yang salah dan menyangkal yang seharusnya...dulu aku tahu pasti yang salah itu salah. sekarang aku tak tahu lagi apakah yang benar itu benar...kau pasti merasakannya juga...apakah menjadi dewasa itu berarti membunuh idealisme sempit lalu membuka mata bahwa kebenaranmu tidak ada apa-apanya dihadapan kebenaran hakiki...kebenaran semesta...bahwa hidup itu sudah cukup rumit tanpa harus ditambah rumit dengan nilai2 sempit, norma universal tahi kucing dan semacamnya...bahwa setiap manusia yang hidup dan bernafas di dunia ini, disamping beratus kesamaan yang dimiliki, masing2 adalah makhluk yang tunggal, beda, unik, dan tidak bisa disamakan semua kedalam parameter kebenaranmu...
bahwa ini benar, dan aku salah...
aku tak sedang ingin menulis apapun
.....
dunia diseberang keringat
aku punya temen yang rela jadi tukang pasir selama 2 taun, cuma biar bisa ngumpulin duit buat beli turntable, walo cuma yang seken, tapi akhirnya kebeli juga.
temenku juga ada yang rela nggak njelimet di dunia yang dicintai sekaligus dikuasainya, cuma demi permintaan srikandinya yang sebenernya nggak masuk akal dan penuh kekeras-kepalaan, dan akhirnya sekarang dia lagi nunggu kelahiran jagoan kecilnya.
tapi ada juga temenku yang sampe berak darah meres keringat nyari duit demi cinta, yang berakhir pulang hanya dengan hati yang patah.
ada lagi yang udah ngeluarin duit sedemikian banyak demi impian yang disebutnya sebagai masa depan, harus menunduk dihadapan pertanyaan "bagaimana hasilnya?"
jadi tolong teman, jika ada yang bisa kasi tau apa relevansi antara pengorbanan dengan hasil?
kalau buntutnya kamu cuma bisa bilang, "itu semua udah ada yang ngatur...".
awal tahun
fyuuuhhh... tahun ini datang juga...
tahun lalu penuh perjalanan, penuh pergerakan...
tahun lalu sungguh melelahkan...
tapi mungkin itu yang kubutuh...
bergerak, masuk dan keluar...
singgah sebentar untuk berlalu...
kebohongan dan kejujuran silih berganti...
tawa dan airmata...
begitu penuh terasa...
mungkin itu yang kubutuh...
tapi tak seperti bangsa hun yang tak butuh rumah,...
aku butuh rumah, tempat aku bisa pulang...
semoga tahun ini cepat berlalu...
semoga aku bisa cepat pulang...
awas!! ada kelinci!!!

di ramainya lalu lintas manusia, sedikit tetes keringat membasahi punggungku di siang hari yang mendung, saat langit tertutup oleh kelabu awan hujan. air belum menetes, tetapi lembab udara seperti yang biasa dirasa saat akan hujan, hadir dalam angin yang menghembus pipiku. sedikit penghibur adalah kesibukan para pelajar kampus yang entah menyibukkan diri atau memang benar2 tenggelam dalam fenomena keilmuan. terutama para gadis. mereka sangat manis saat tenggelam dalam keseriusan. fyuhh, sempat terpikir olehku, andai aku adalah seekor kelinci, yang hanya ada 3 hal dalam pikirannya. makan, tidur dan berkembang biak. sayang sekali... karena saat ini aku benar benar berharap bahwa aku benar2 hanya seekor kelinci. dan tidak terlalu banyak hal yang ada di pikiranku... fyuuhh.
t***k dan t***k
kamu tahu bahwa semenit percakapan dengan sahabat tahek lebih berarti daripada bertahun2 diskusi dengan guru2 dan dosen2 tahuk itu.kamu tahu bahwa sebutir keringat yang jatuh dihabiskan untuk sahabat tahek, jauh lebih berharga, daripada ribuan lembar laporan yang pernah kubuat demi sebuah titel tahuk.pren, dunia ini sangat amat tahek luasnya tanpa memiliki sahabat tahuk, namun dunia akan terasa sesempit tahuk ketika ditemani seorang sahabat tahek.
menatap ujung sepatuku
seperti roda yang tak pernah pusing, semua pasti kembali ke tempat semula dan perjalanan mulai dari awal lagi. inilah saat paling menyedihkan, ketika kita merasa ditinggalkan...aku nggak sangka harus nulis kata2 ini lagi.yang telah pergi bukan meninggalkan, hanya melangkah lebih dulu.yang tertinggal hanya menunggu waktu.
Keseharian kita selalu terjadi begitu saja. Kemana kita pergi, hati yang jatuh dan kadang menjadi patah kadang tidak, kotoran burung yang jatuh ke pundak kemejamu, you'll never know what's next. But that is not the question.
The question is,
apakah kamu menyadarinya terjadi padamu?